Orang
umumnya mengira mereka itu dikontrol penguasa melalui aparatus militer
dan ideologi/agama. Ada benarnya, tapi sebenarnya alat kontrolnya adalah
uang. Uang yang diprint cuma-cuma oleh penguasa dan kroni mereka,
tetapi harus diperoleh dengan menjual produksi atau pelayanan nyata oleh
mayoritas rakyat - yang tidak memiliki kemampuan untuk memprint uang
secara cuma-cuma.
Ketika negara terjepit dalam
krisis atau perang, negara selalu memprint uang berlebihan untuk
mempertahankan kekuasaan. Dalam kondisi normalpun mereka tetap melakukan
printing walau dalam skala lebih kecil. Itulah mengapa dalam kondisi
terjepit, semua mata uang negara mengalami inflasi berlebihan
(hyperinflation). Contoh:
Selembar uang senilai 50 Miliar di Jerman 1923.
Selembar uang senilai 500 Miliar di Yugoslavia 1994.
Selembar uang senilai 100 Triliun di Zimbabwe 2008.
"Kamu seharusnya tidak bekerja untuk uang yang bisa diciptakan oleh orang lain secara gratis." - Anon.
"Tapi jika mereka menodongkan senjata ke kepalamu, kamu tidak punya pilihan, bukan?"
Ketika
Jepang menyerbu Hindia Belanda (Indonesia) pada Desember 1941,
kapal-kapal perang mereka membawa mata uang baru 'Japansche gulden' yang
mereka cetak dan terbitkan sendiri. Setelah menang melawan Belanda,
uang kertas yang diterbitkan oleh pemerintah Jepang menjadi alat
pembayaran yang sah mulai Maret 1942. Mereka melikuidasi/menutup
bank-bank Belanda, termasuk 'De Javasche Bank', dan membatalkan
kewajiban hutang.
Pertanyaan saya yang belum
terjawab, apakah orang yang memiliki hutang pada 'De Javasche Bank' saat
itu dianggap lunas ketika bank itu dilikuidasi Jepang? Hutang orang
adalah asset bagi bank, jadi kemungkinan besar kewajiban membayar hutang
dialihkan ke Bank baru yang dikendalikan Jepang? Maybe. I don't know.
Uang
baru Jepang seharusnya memiliki nilai tukar yang sama dengan uang
Belanda (yang akan ditarik dari peredaran), tetapi karena Jepang
memprint terlalu banyak uang, orang-orang segera menyadari bahwa terjadi
hiperinflasi, sehingga mereka memilih menyimpan mata uang Belanda yang
lama karena nilainya lebih tinggi daripada nilai mata uang Jepang di
pasar.
Ketika Belanda menyerang kembali untuk
merebut Indonesia dari Jepang, kapal-kapal perang mereka juga membawa
mata uang baru 'Nederlandsch-Indische Gouvernementsgulden' yang dicetak
di Amerika pada Maret 1943.
Setelah Jepang kalah
dan menyerah akibat bom atom di Nagasaki dan Hiroshima pada tahun 1945.
Aliansi/Amerika-Inggris menyerahkan administrasi Indonesia kembali ke
Belanda. Mata uang baru Belanda pun kembali digunakan.
Ketika
uang baru Belanda ini muncul di Jawa, Sukarno mengeluarkan dekrit pada 2
Oktober 1945 untuk menyatakan bahwa uang kertas Belanda adalah ilegal.
Pada
masa transisi itu Jepang masih berperan sebagai pemerintah lokal di
pedalaman Jawa dan Sumatra dengan Belanda menguasai kota-kota besar
pinggir pantai. Jadi di daerah yang dikuasai Belanda mata uang Belanda
dipergunakan, tetapi didaerah yang masih dikelola Jepang, mata uang
Jepang masih digunakan.
"Belanda harus menjaga nilai
uang Jepang sebaik mungkin karena itu merupakan satu-satunya cara bagi
mereka untuk membayar tagihan yang muncul dalam menjaga ketertiban.
Dalam banyak kasus, Jepang disuruh untuk mencetak lebih banyak uang
saja, dan jumlah mata uang Jepang yang beredar terus meningkat dengan
cepat: inflasi yang mata uang Jepang terus berlanjut dengan kecepatan
yang lebih tinggi. Pada Februari 1946, dari 2,5 miliar uang Jepang yang
dicetak di percetakan negara, sebanyak 2 miliar telah dihabiskan, jumlah
yang sangat besar dibandingkan dengan seluruh sirkulasi sebelum perang
yang kurang dari 500 juta gulden saja." [1]
Jadi
telah terjadi inflasi mata uang Jepang sebanyak 4 x lipat sejak
1942-1945. Artinya daya beli masyarakat telah berkurang 1/4. Barang yang
tadinya seharga 1 gulden, menjadi 4 gulden.
"Karena
persediaan uang yang menipis, kerusakan pelat cetak di percetakan utama
untuk pencetakan ulang, dan ketidaknyamanan di antara pasukan Eropa
atas pembayaran dalam mata uang Jepang yang terus-menerus kehilangan
nilai, akhirnya diputuskan untuk mengeluarkan gulden NICA/Belanda di
Jawa pada tanggal 6 Maret 1946. Uang kertas sebelum perang yang bernilai
5 gulden atau kurang hanya akan tetap berlaku, dan uang Jepang harus
ditukar dengan kurs 33 banding 1." [1]
"Tindakan ini
membuat marah orang Indonesia, yang menjatuhkan hukuman penjara 5 tahun
atas penggunaannya. Satu resimen tentara bahkan bertindak sejauh
mengeksekusi orang yang membawa uang tersebut, menggantung tubuh mereka
di depan umum dengan uang tersebut disematkan pada mereka." [1]
"Karena
kesulitan yang terkait dengan penggunaan uang tersebut, pasokan makanan
dan barang-barang kebutuhan pokok dari pedalaman Republik sangat buruk,
dan nilai gulden NICA/Belanda pada Juni 1946 telah turun ke nilai pasar
gelap hanya 10 dari uang Jepang (yang masih merupakan uang yang disukai
di seluruh Jawa), meskipun ada upaya Belanda untuk menegakkan kurs
tersebut." [1]
Orang yang hidup pada masa ini pasti
cukup kebingungan dengan begitu banyaknya mata uang yang beredar. Ada
mata uang Jepang, ada mata uang Belanda yang baru, ada mata uang Belanda
yang lama sebelum Jepang datang pre-1942, dan ada mata uang nasionalis
yang ingin merdeka, ada juga mata uang lokal yang dikeluarkan para
penguasa lokal di pedalaman.
"Setidaknya tiga puluh
kota dan daerah yang berbeda di Sumatra menerbitkan uang mereka sendiri,
dengan sekitar 12 kota di Jawa melakukan hal yang sama, dimulai dengan
Banten pada bulan Desember 1947." [1]
Pada masa itu orang harus memprint atau mencetak uang logam secara fisik. Sekarang uang sebagian besar dalam bentuk angka digital di layar komputer atau hp anda saja. Data ini hanyalah angka-angka yang ada di tabel excel atau SQL di server bank komersil dan di bank sentral. Jadi mencetak dan menggandakan uang sekarang ini jauh lebih mudah daripada di masa lalu. Karena anda hanya perlu mengakses server komputer yang menyimpan data keuangan dan anda bisa menciptakan uang untuk anda sendiri hanya dengan beberapa klik di komputer saja, hanya tinggal menambahkan nol saja, 1.000.000.000, enter, jadi. Contohnya, dalam 'The Fed Open Market Operation', inilah yang dilakukan The Fed ketika mereka membeli aset-aset berupa surat hutang, saham, dan sebagainya dari pasar, membanjiri pasar dengan uang digital yang baru diciptakan hanya dengan beberapa klik di komputer. Negara2 lain juga menggunakan sistem yang sama.
Artikel wikipedia ini bagus sekali, wajib baca:
[1] https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_the_Indonesian_rupiah#1942%E2%80%931949_Japanese_invasion,_and_Indonesian_independence_%E2%80%93_the_dawn_of_hyperinflation_in_Indonesia
Comments
Post a Comment