Skip to main content

Apakah Kosmologi Bisa Salah?

Bisa saja dan anda di dorong untuk membuktikan kesalahan-kesalahan itu agar pengetahuan kosmologi semakin akurat. Ilmuan Mesir Kuno yang hanya mengandalkan mata telanjang membuat model alam semesta hanya berdasarkan bumi, langit, dan matahari, dalam mengembangkan teorinya mereka mungkin bertanya "berapa jarak dari bumi ke langit? langit terbuat dari apa?" Model dan premis yang keliru akan menimbulkan pertanyaan2 yang keliru juga, tapi karena kemampuan observasi mereka memang hanya sampai di situ ya tidak apa2. Ilmuan Yunani Kuno membuat model 2 sphere dimana bumi ada di pusat yang di kelilingi bintang2, matahari dan bulan. Lalu Copernicus mengoreksi itu dengan model Heliosentris yang menempatkan matahari sebagai pusat yang di kelilingi bumi dan planet2 lain, yang terbukti benar 300 tahun setelah Copernicus meninggal, kadang2 teori dan model itu bisa benar, tetapi yang jadi juri benar/salah bukan tokoh besar atau kitabnya, tetapi bukti observasi, yang terkadang datang belakangan karena keterbatasan teknologi.

Saya ulangi.

Yang jadi juri benar/salah bukan tokoh besar atau kitabnya, tetapi bukti observasi.

Giordano Bruno dibakar hidup-hidup gara2 mengajarkan Heliosentrisme di tahun 1600 masehi di Roma, karena bertentangan dengan kepercayaan Gereja saat itu. Padahal Aristarchus of Samos dari Alexandria sudah menulis tentang Heliosentrisme 250 tahun sebelum masehi, itu hampir 2000 tahun sebelum Copernicus dan Galileo. Eropa sebagian besar sudah sadar dari zaman kegelapan agama mereka, tapi di tempat lain hingga sekarang masih sering terjadi eksekusi dengan dalih2 agama. Perlu di ketahui bahwa pada masa lalu tata surya itu pernah di anggap sebagai keseluruhan alam semesta, semakin luas kemampuan observasi kemudian galaksi di anggap sebagai keselurhan alam semesta, lalu ternyata ada banyak galaksi-galaksi lain di angkasa, dan definisi alam semesta pun terus meluas. Pertannyaan terbesar kita sekarang, apakah alam semesta itu hanya satu? Sejauh kemampuan observasi kita sekarang ya hanya satu, yaitu tempat kita berada sampai sejauh manapun kemampuan observasi kita sekarang dengan teleskop tercanggih. Tapi ribuan tahun ke masa depan, di tahun 5000 Mashei, apakah pemahaman kita tentang teori Bigbang dan Kosmologi saat ini akan masih relevan, atau justru akan di anggap kuno dan salah seperti pandangan kita terhadap Ilmu Kosmologi Mesir dan Yunani Kuno 2000-4000 tahun lalu?

Kalaupun salah, untuk membuktikan kesalahannya anda akan memerlukan data dan teknologi observasi yang jauh lebih canggih dan mutakhir dari yang kita miliki saat ini, artinya membantah tidak cukup hanya dengan berfilsafat menerka-nerka sambil duduk menghayal... Fisikawan teoretis pun masih mengandalkan data observasi. Melenceng terlalu jauh dari realitas observasi maka anda tidak ada bedanya dengan pengarang fiksi, lebih baik mengarang lanjutan novel Harry Potter atau Lord of the Rings saja. Ini salah satu alasan mengapa pendidikan saja tidak cukup, perlu infrastruktur, industri dan ekonomi yang merawat dan menyuburkan budaya eksplorasi ilmiah.

Roger Penrose, Fisikawan yang meraih penghargaan Nobel Prize 2020 kemarin menyodorkan teori Conformal Cyclic Cosmology yang mengatakan bahwa Alam Semesta itu mengalami siklus berantai abadi dari Bigbang ke Bigbang berikutnya tanpa awal dan akhir. Teori yang sangat unik tetapi tanpa bukti observasi tetap saja itu tidak akan diterima begitu saja. Sains menilai berdasarkan bukti observasi bukan berdasarkan gelar atau nama besar seorang tokoh.

Fisikawan Michio Kaku berandai-andai di dalam bukunya Parallel Worlds, jika ada Peradaban Tipe IV (Skala Kardashev), mereka akan berhasil menguasai seluruh energi di dalam alam semesta, memanipulasi fabric space-time, dark energy dan dark matter, mereka mungkin bisa menciptakan mesin warp-drive atau wormhole dan travel ke alam semesta lain (jika ada alam semesta lain). Ini sudah masuk ranah fiksi-ilmiah, yang jelas, mereka akan terlihat seperti dewa oleh kita, sebagaimana jika kita membawa teknologi sekarang ini ke Mesir kuno 4000 tahun lalu, maka orang2 di Mesir kuno akan mengira kita2 ini semacam dewa dan penyihir sakti yang bisa terbang dengan pesawat dan berinteraksi jarak jauh secara instan melalui internet.

Teori Big-bang atau di sebut juga Standard Model atau Lambda CDM didasari atas banyak bukti2 observasi. Diantaranya 'standard candle' dan 'cepheid variable', yaitu cahaya bintang2 dan galaksi2 paling dekat sampai paling jauh yang diukur berdasarkan 'redshift' mereka menggunakan banyak teleskop di permukaan bumi dan di angkasa. Sumber cahaya yang bergerak menjauh akan mengalami pergeseran gelombang cahaya menjadi semakin panjang, semakin panjang gelombang cahaya, semakin merah mereka terlihat di mata kita, sampai melampaui warna merah dan memasuki gelombang infra-merah yang sudah tidak bisa lagi terdeteksi sel-sel mata kita, itulah mengapa fenomena ini di sebut redshift (pergeseran merah), fenomena ini menunjukkan pergeseran gelombang cahaya yang dapat digunakan untuk mengukur jarak dan kecepatan galaksi-galaksi lain menjauh dari kita, cara mengukurnya menggunakan teknik 'spectroscopy'. Silahkan google apa itu spectroscopy. Dari sini mereka bisa menghitung kecepatan pergerakan ekspansi alam semesta dan usianya. Perhitungan lebih detil mencakup Density Parameter menggunakan Friedman Equations, Teori Relativitas Einstein, Dark Matter, Dark Energy, Hubble Constant, dll. Upaya penelitian seperti ini membutuhkan kerja keras dan dana yang banyak dari berbagai pihak. Ribuan peneliti di lembaga2 dan universitas2 diberbagai negara di seluruh dunia. Untuk membangun observatorium biasa saja bisa menghabiskan dana miliaran rupiah, apalagi mengirim teleskop ke angkasa seperti teleskop Hubble dan James Webb. Jadi bisa di bayangkan untuk mematahkan Teori Big-bang anda memerlukan paling tidak upaya yang sama atau lebih mutakhir daripada yang di miliki para ahli astronomi dan kosmologi sekarang ini. Apa anda memiliki pengetahuan dan resource sebanyak itu??? Cuma nonton video youtube Flat Earth saja tidak cukup, itu hanya menunjukkan betapa sempitnya wawasan ilmiah anda. Apalagi jika masih bingung sama istilah2 kosmologi di atas, itu belum masuk ke kalkulus tingkat lanjut yang bikin pusing sampai akhirat, artinya jika merasa kurang faham sama Astronomi atau Kosmologi, jangan langsung menyimpulkan 'ok bumi itu datar', yang salah itu bukan para ilmuan, anda saja yang kurang membaca, kan sudah tahu fakta bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca dan literasi paling rendah di dunia.

Dari zaman Copernicus dan Galileo hingga sekarang tidak mengherankan jika para ahli kosmologi selalu berseberangan dengan para ahli agama mengenai teori asal usul alam semesta. Karena yang satu melakukan pendekatan berdasarkan bukti observasi, sementara yang lain berdasarkan keyakinan/iman. Jelas tidak akan bisa ketemu, kecuali salah satu main comot hasil2 penemuan terbaru dan dicocok-cocokkan. Dalam sains diajarkan untuk terbuka dan lapang dada mengakui "Saya tidak tahu", bukan "Saya yakin ini-itu pasti benar karena Nganu berkata demikian".

Jadi tidak heran ditahun 2020. 2000 tahun lebih sejak Aristarchus dan Eratosthenes menulis tentang Heliosentrisme dan dibuktikan banyak eksperimen diseluruh dunia, masih ada beberapa Ulama yang mengajarkan sebaliknya bahwa bumi itu pusat alam semesta, contoh Syaikh Muhammad Imran Attari, Syaikh Al-Ustaimin dan juga Syaikh Bin Baz. Sesat fikir yang dilakukan mereka adalah membenturkan fakta ilmiah dengan kitab. Bahkan tidak sedikit yang berfikir bumi itu datar mengingat banyaknya pengikut channel Flat Earth. Akan banyak yang komplain ngapain membenturkan sains dan agama, mereka kan bisa coexist tanpa saling mengganggu. Betul, sains tidak peduli apa yang diyakini orang, sayangnya agama tidak seperti itu karena sering digunakan untuk membungkam fakta2 ilmiah yang dianggap bertentangan dengan keyakinan utama mereka. Sains tidak pernah mengeksekusi orang hanya karena tidak sefaham. Agama sering membungkam dan mengeksekusi orang cuma karena beda faham dan aliran. Cara meluruskan pertentangan pendapat dalam sains adalah dengan menunjukkan bukti observasi empiris, bukan adu keyakinan pribadi. Agama seringkali hanya bermodal kitab yang multi-tafsir dan hanya mengikuti perintah tokoh yang dianggap suci maha benar tanpa berani dipertanyakan. Tidak sulit membayangkan mana yang berpotensi lebih berbahaya. Sejarah dipenuhi banyak sekali contoh bangsa yang hancur karena mengikuti ambisi gila seorang tokoh diktator; Lenin, Stalin, Hitler, Idi Amin, Suharto, Queen Mary I, dll. Yang mati sia-sia adalah jutaan rakyat jelata yang mengggap diktator2 ini sebagai juru selamat mereka, padahal bagi seorang diktator yang merasa dirinya maha benar, rakyat hanyalah tisu bekas yang bisa dibuang kapan saja sesuai kebutuhan.

Keyakinan pribadi -- sebesar apapun itu, terpisah dan tidak selalu sama dengan kenyataan fakta alamiah diluar sana. Ini mungkin salah satu alasan kenapa para ilmuan cenderung lebih kalem dan rendah diri dalam berbicara dibanding para pemuka agama atau politikus yang sangat lantang dalam ceramahnya seolah-olah dia 100000% pasti bener. Seorang peneliti yang menghabiskan seumur hidup meneliti satu topik pun tidak akan sampai sesombong itu, karena dia tahu, besok lusa akan ada penelitian baru yang bisa saja mematahkan penemuan dia sebelumnya. Einstein pun tidak luput dari ini. Dia salah besar ketika mengira alam semesta itu statis dengan mendukung teori Static Universe dan Steady State. Ternyata observasi melalui teleskop oleh Edwin Hubble menunjukkan alam semesta melesat mengembang membesar dengan kecepatan sekitar 72 km/detik/Megapasec. Dan kecepatannya itu terus meningkat, tidak ada yang mengetahui apa penyebabnya atau sumber energi percepatan itu darimana, sehingga di sebut Dark Energi, atau Energi Gelap. Einstein pun bisa keliru, apalagi ulama dan kita-kita ini.

Kenyataan observasi alam semesta itu jauh lebih misterius daripada dongeng dan kepercayaan-kepercayaan terdahulu. Ada yang bilang pengetahuan manusia itu ibarat setetes air di samudra, memang betul, setetes air di samudra disebuah planet kecil di alam semesta yang tidak berujung. Mungkin lebih tepatnya pengetahuan manusia ibarat sebuah atom didalam setetes air didalam samudra di planet bumi yang mengelilingi matahari yang mengelilingi blackhole di pusat galaksi Bima Sakti yang merupakan satu dari miliaran galaksi-galaksi lain di dalam jangkauan observasi kita. Jika sudah mengakui kecilnya pengetahuan kita lantas kenapa bisa begitu kekeh dan yakin terhadap kebenaran atau kesalahan sesuatu? Bukankah kepercayaan dan keyakinan juga seharusnya dilandasi pengetahuan? Jika pengetahuan kita terbatas maka selayaknya keyakinan pun terbatas bukan?

Kok bisa pengetahuan cuma setetes air di samudera,
tapi keyakinan pribadi sebesar galaksi andromeda?

Know your fucking limits!

Seperti kata Mustafa Kemal Ataturk, "Jika suatu hari perkataan saya bertentangan dengan sains, pilihlah sains."

"People developed the science of astronomy by gazing at the sky, and no prophet was necessary to show them how to gaze." - Abu Isa al-Warraq (889 – 24 June 994)

"The sacred books are only such a set of idle tales as any age could have and indeed did actually produce." - Abū al-ʿAlāʾ al-Maʿarrī (December 973 – May 1057)

"No amount of belief makes something a fact" - James Randi.

"Any sufficiently advanced technology is indistinguishable from magic" - Arthur C. Clarke

"The most interesting questions, however, are those that we are still too ignorant to pose correctly. For instance, in ancient Egypt, a list of unanswered questions in cosmology might have included “How high is the dome that makes up the sky?” and “What’s the dome made of?” Severely erroneous models of the universe obviously give rise to irrelevant questions. The exciting, unsettling possibility exists that future observations will render the now-promising Benchmark Model obsolete. I hope, patient reader, that learning about cosmology from this book has encouraged you to become a cosmologist yourself, and to join the scientists who are laboring to make my book a quaint, out-of-date relic from a time when the universe was poorly understood" - Barbara Ryden

SCREEENSHOT: Cuplikan menarik dari buku "Introduction to Cosmology by Barbara Ryden", buku yg sangat direkomendasikan buat step up dari level popular-science ke yang sedikit teknis, ini bacaan umum buat mahasiswa baru jurusan astronomi/kosmologi di Amerika.


Comments

Popular posts from this blog

Digital Signature: Bagaimana Private Key diverifikasi Bitcoin Network tanpa membeberkan Private Key tersebut.

Untuk Membahas topik ini sebaiknya anda memahami dulu apa itu Private Key dan Public Key dalam ECDSA. Itu sudah saya bahas cukup jelas disini. Digital Signature (tanda tangan digital) memiliki dua bagian: 1. Bagian acak. 2. Bagian Signature. Ini terdiri dari Private Key + Data transaksi yang sedang kita buat tanda tangan digitalnya.   Bagian acak Mulailah dengan menghasilkan sebuah angka acak . Kemudian kalikan angka ini dengan titik generator pada kurva eliptik (titik generator yang sama digunakan saat membuat kunci publik di ECDSA). Titik generator selalu sama pada setiap operasi ECDSA bitcoin. Bagian acak dari tanda tangan digital adalah titik pada kurva yang didapatkan diatas. Tapi kita ambil koordinat x-nya saja, ini kita sebut sebagai (r) :   Ini pada dasarnya sama dengan membuat kunci privat dan kunci publik. Tapi di sini kami melakukannya untuk menambahkan elemen acak ke tanda tangan digital kami. Angka acak itu bisa didapat dari sumber entropi yang bermacam-macam dari aplik

Apakah Kita Bisa Berenang di Kolam Penyimpanan Sisa Bahan Bakar Nuklir? Spent Nuclear Fuel Pool - The Forbidden Pool

Ini adalah foto kolam penyimpanan sisa bahan bakar reaktor nuklir. Katanya kalau renang di sana anda tidak akan kena radiasi mematikan kecuali mendekati batang-batang nuklir (rods) yang di simpan di peti di dasar kolam. Suhu air dalam kolam juga tidak begitu panas sekitar 35 derajat Celcius karena kolam selalu di isi ulang dengan air dingin murni secara berkala. Sementara di dalam reaktor yang aktif beroprasi batang2 nuklir (rods) bisa membuat air mendidih sampai 300 derajat Celcius sehingga menghasilkan uap yang di alirkan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Jika air pendingin tidak di ganti secara berkala itu bisa mengakibatkan bencana nuclear meltdown seperti yang terjadi di Chernobyl dimana reaktor meledak karena kelebihan uap dan batang2 nuklir tersebut melelehkan bangunan reaktor nuklir yang di desain untuk mengcontain mereka. Tapi seandainya anda nekat untuk renang di sana kemungkinan besar anda akan mati di tembak security sebelum nyebur ke kolam. "U

The God Delusion by Richard Dawkins | Terjemahan Bahasa Indonesia | Bab I

CHAPTER 1 A deeply religious non-believer //Orang alim yang tidak beriman// I don't try to imagine a personal God; it suffices to stand in awe at the structure of the world, insofar as it allows our inadequate senses to appreciate it. “Saya tidak membayangkan tuhan yang memiliki kepribadian; Cukuplah untuk berdiri dan mengagumi struktur dunia, sejauh panca indera kita yang tak sempurna ini bisa mengapresiasinya.” ALBERT EINSTEIN Kehormatan yang Pantas Anak itu tiarap di atas rerumputan , dagunya bertumpu di tangannya . Dia tiba-tiba merasa kewalahan oleh kesadaran yang tinggi atas batang-batang dan akar-akar pohon yang kusut , dia menemukan sebuah hutan di dalam dunia mikro , dunia semut dan kumbang yang berbeda dan bahkan dunia miliaran bakteri di dalam tanah , dimana secara diam-diam bakteri tersebut menopang perekonomian dunia mikro , walaupun anak itu belum mengetahui detail bakteri pada saat itu. Tib