Skip to main content

Hiperinflasi Uang Zaman Penjajahan Jepang dan Hindia Belanda.

 

Hyperinflation in the Federal Republic of Yugoslavia - Wikipedia

Orang umumnya mengira mereka itu dikontrol penguasa melalui aparatus militer dan ideologi/agama. Ada benarnya, tapi sebenarnya alat kontrolnya adalah uang. Uang yang diprint cuma-cuma oleh penguasa dan kroni mereka, tetapi harus diperoleh dengan menjual produksi atau pelayanan nyata oleh mayoritas rakyat - yang tidak memiliki kemampuan untuk memprint uang secara cuma-cuma.

Ketika negara terjepit dalam krisis atau perang, negara selalu memprint uang berlebihan untuk mempertahankan kekuasaan. Dalam kondisi normalpun mereka tetap melakukan printing walau dalam skala lebih kecil. Itulah mengapa dalam kondisi terjepit, semua mata uang negara mengalami inflasi berlebihan (hyperinflation). Contoh:

Selembar uang senilai 50 Miliar di Jerman 1923.
Selembar uang senilai 500 Miliar di Yugoslavia 1994.
Selembar uang senilai 100 Triliun di Zimbabwe 2008.

"Kamu seharusnya tidak bekerja untuk uang yang bisa diciptakan oleh orang lain secara gratis." - Anon.

"Tapi jika mereka menodongkan senjata ke kepalamu, kamu tidak punya pilihan, bukan?"

Ketika Jepang menyerbu Hindia Belanda (Indonesia) pada Desember 1941, kapal-kapal perang mereka membawa mata uang baru 'Japansche gulden' yang mereka cetak dan terbitkan sendiri. Setelah menang melawan Belanda, uang kertas yang diterbitkan oleh pemerintah Jepang menjadi alat pembayaran yang sah mulai Maret 1942. Mereka melikuidasi/menutup bank-bank Belanda, termasuk 'De Javasche Bank', dan membatalkan kewajiban hutang.

Pertanyaan saya yang belum terjawab, apakah orang yang memiliki hutang pada 'De Javasche Bank' saat itu dianggap lunas ketika bank itu dilikuidasi Jepang? Hutang orang adalah asset bagi bank, jadi kemungkinan besar kewajiban membayar hutang dialihkan ke Bank baru yang dikendalikan Jepang? Maybe. I don't know.

Uang baru Jepang seharusnya memiliki nilai tukar yang sama dengan uang Belanda (yang akan ditarik dari peredaran), tetapi karena Jepang memprint terlalu banyak uang, orang-orang segera menyadari bahwa terjadi hiperinflasi, sehingga mereka memilih menyimpan mata uang Belanda yang lama karena nilainya lebih tinggi daripada nilai mata uang Jepang di pasar.

Ketika Belanda menyerang kembali untuk merebut Indonesia dari Jepang, kapal-kapal perang mereka juga membawa mata uang baru 'Nederlandsch-Indische Gouvernementsgulden' yang dicetak di Amerika pada Maret 1943.

Setelah Jepang kalah dan menyerah akibat bom atom di Nagasaki dan Hiroshima pada tahun 1945. Aliansi/Amerika-Inggris menyerahkan administrasi Indonesia kembali ke Belanda. Mata uang baru Belanda pun kembali digunakan.

Ketika uang baru Belanda ini muncul di Jawa, Sukarno mengeluarkan dekrit pada 2 Oktober 1945 untuk menyatakan bahwa uang kertas Belanda adalah ilegal.

Pada masa transisi itu Jepang masih berperan sebagai pemerintah lokal di pedalaman Jawa dan Sumatra dengan Belanda menguasai kota-kota besar pinggir pantai. Jadi di daerah yang dikuasai Belanda mata uang Belanda dipergunakan, tetapi didaerah yang masih dikelola Jepang, mata uang Jepang masih digunakan.

"Belanda harus menjaga nilai uang Jepang sebaik mungkin karena itu merupakan satu-satunya cara bagi mereka untuk membayar tagihan yang muncul dalam menjaga ketertiban. Dalam banyak kasus, Jepang disuruh untuk mencetak lebih banyak uang saja, dan jumlah mata uang Jepang yang beredar terus meningkat dengan cepat: inflasi yang mata uang Jepang terus berlanjut dengan kecepatan yang lebih tinggi. Pada Februari 1946, dari 2,5 miliar uang Jepang yang dicetak di percetakan negara, sebanyak 2 miliar telah dihabiskan, jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan seluruh sirkulasi sebelum perang yang kurang dari 500 juta gulden saja." [1]

Jadi telah terjadi inflasi mata uang Jepang sebanyak 4 x lipat sejak 1942-1945. Artinya daya beli masyarakat telah berkurang 1/4. Barang yang tadinya seharga 1 gulden, menjadi 4 gulden.

"Karena persediaan uang yang menipis, kerusakan pelat cetak di percetakan utama untuk pencetakan ulang, dan ketidaknyamanan di antara pasukan Eropa atas pembayaran dalam mata uang Jepang yang terus-menerus kehilangan nilai, akhirnya diputuskan untuk mengeluarkan gulden NICA/Belanda di Jawa pada tanggal 6 Maret 1946. Uang kertas sebelum perang yang bernilai 5 gulden atau kurang hanya akan tetap berlaku, dan uang Jepang harus ditukar dengan kurs 33 banding 1." [1]

"Tindakan ini membuat marah orang Indonesia, yang menjatuhkan hukuman penjara 5 tahun atas penggunaannya. Satu resimen tentara bahkan bertindak sejauh mengeksekusi orang yang membawa uang tersebut, menggantung tubuh mereka di depan umum dengan uang tersebut disematkan pada mereka." [1]

"Karena kesulitan yang terkait dengan penggunaan uang tersebut, pasokan makanan dan barang-barang kebutuhan pokok dari pedalaman Republik sangat buruk, dan nilai gulden NICA/Belanda pada Juni 1946 telah turun ke nilai pasar gelap hanya 10 dari uang Jepang (yang masih merupakan uang yang disukai di seluruh Jawa), meskipun ada upaya Belanda untuk menegakkan kurs tersebut." [1]

Orang yang hidup pada masa ini pasti cukup kebingungan dengan begitu banyaknya mata uang yang beredar. Ada mata uang Jepang, ada mata uang Belanda yang baru, ada mata uang Belanda yang lama sebelum Jepang datang pre-1942, dan ada mata uang nasionalis yang ingin merdeka, ada juga mata uang lokal yang dikeluarkan para penguasa lokal di pedalaman.

"Setidaknya tiga puluh kota dan daerah yang berbeda di Sumatra menerbitkan uang mereka sendiri, dengan sekitar 12 kota di Jawa melakukan hal yang sama, dimulai dengan Banten pada bulan Desember 1947." [1]

Pada masa itu orang harus memprint atau mencetak uang logam secara fisik. Sekarang uang sebagian besar dalam bentuk angka digital di layar komputer atau hp anda saja. Data ini hanyalah angka-angka yang ada di tabel excel atau SQL di server bank komersil dan di bank sentral. Jadi mencetak dan menggandakan uang sekarang ini jauh lebih mudah daripada di masa lalu. Karena anda hanya perlu mengakses server komputer yang menyimpan data keuangan dan anda bisa menciptakan uang untuk anda sendiri hanya dengan beberapa klik di komputer saja, hanya tinggal menambahkan nol saja, 1.000.000.000, enter, jadi. Contohnya, dalam 'The Fed Open Market Operation', inilah yang dilakukan The Fed ketika mereka membeli aset-aset berupa surat hutang, saham, dan sebagainya dari pasar, membanjiri pasar dengan uang digital yang baru diciptakan hanya dengan beberapa klik di komputer. Negara2 lain juga menggunakan sistem yang sama.



Artikel wikipedia ini bagus sekali, wajib baca:

[1] https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_the_Indonesian_rupiah#1942%E2%80%931949_Japanese_invasion,_and_Indonesian_independence_%E2%80%93_the_dawn_of_hyperinflation_in_Indonesia

undefined

Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kita Bisa Berenang di Kolam Penyimpanan Sisa Bahan Bakar Nuklir? Spent Nuclear Fuel Pool - The Forbidden Pool

Ini adalah foto kolam penyimpanan sisa bahan bakar reaktor nuklir. Katanya kalau renang di sana anda tidak akan kena radiasi mematikan kecuali mendekati batang-batang nuklir (rods) yang di simpan di peti di dasar kolam. Suhu air dalam kolam juga tidak begitu panas sekitar 35 derajat Celcius karena kolam selalu di isi ulang dengan air dingin murni secara berkala. Sementara di dalam reaktor yang aktif beroprasi batang2 nuklir (rods) bisa membuat air mendidih sampai 300 derajat Celcius sehingga menghasilkan uap yang di alirkan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Jika air pendingin tidak di ganti secara berkala itu bisa mengakibatkan bencana nuclear meltdown seperti yang terjadi di Chernobyl dimana reaktor meledak karena kelebihan uap dan batang2 nuklir tersebut melelehkan bangunan reaktor nuklir yang di desain untuk mengcontain mereka. Tapi seandainya anda nekat untuk renang di sana kemungkinan besar anda akan mati di tembak security sebelum nyebur ke kolam. "U

Digital Signature: Bagaimana Private Key diverifikasi Bitcoin Network tanpa membeberkan Private Key tersebut.

Untuk Membahas topik ini sebaiknya anda memahami dulu apa itu Private Key dan Public Key dalam ECDSA. Itu sudah saya bahas cukup jelas disini. Digital Signature (tanda tangan digital) memiliki dua bagian: 1. Bagian acak. 2. Bagian Signature. Ini terdiri dari Private Key + Data transaksi yang sedang kita buat tanda tangan digitalnya.   Bagian acak Mulailah dengan menghasilkan sebuah angka acak . Kemudian kalikan angka ini dengan titik generator pada kurva eliptik (titik generator yang sama digunakan saat membuat kunci publik di ECDSA). Titik generator selalu sama pada setiap operasi ECDSA bitcoin. Bagian acak dari tanda tangan digital adalah titik pada kurva yang didapatkan diatas. Tapi kita ambil koordinat x-nya saja, ini kita sebut sebagai (r) :   Ini pada dasarnya sama dengan membuat kunci privat dan kunci publik. Tapi di sini kami melakukannya untuk menambahkan elemen acak ke tanda tangan digital kami. Angka acak itu bisa didapat dari sumber entropi yang bermacam-macam dari aplik

ENTROPY: Bagaimana cara hardware wallet mendapat angka acak untuk dijadikan seed phrase (private key)?

Setiap kali anda membeli hp baru pasti diminta untuk memasukkan password atau pattern rahasia yang hanya anda yang mengetahuinya, karena jika diketahui orang lain, mereka bisa membuka hp anda dan melihat semua isinya, jika password aplikasi2 bank anda di hp tersebut ketahuan mereka bisa mencuri uang anda juga. Itulah sebabnya nomor rahasia atau password sangat penting untuk dirahasiakan dan tidak mudah ditebak. Jika password anda hanya berupa tanggal lahir anda atau anak anda, maka tentu saja itu akan sangat mudah ditebak karena data pribadi penduduk Indonesia sangat sering dibocorkan, nama, alamat, tempat tanggal lahir sudah pasti dapat diketahui, banyak juga yang mempamerkan itu semua di media sosial mereka. Jadi password pribadi harus kombinasi huruf, angka, dan simbol yang tidak mudah ditebak oleh orang lain. Apa itu? Entahlah, mungkin nama tempat yang hanya anda yang ketahui ditambah angka dan simbol acak, atau apa saja, semakin sulit ditebak dan semakin panjang kombinasi huruf an