6. Hanya Perancang Cerdas (Intelligent Designer) yang dapat membuat organ rumit seperti mata.
Mata manusia dan hewan-hewan lain memiliki kemiripan, sama-sama terdiri dari crystallins (pengarah cahaya yang mengenai mata) dan opsins (penangkap cahaya yang di arahkan/di saring crystalins, untuk lalu di lanjutkan ke sel saraf). Keberagaman sensitifitas dan jenis mata pada organisme juga mengindikasikan adanya perubahan bertahap pada organ mata. Berawal dari sel yang sensitif terhadap cahaya lalu secara bertahap berevolusi menjadi mata yang lebih kompleks.
7. Evolusi hanyalah sebuah teori.
Well, tentu saja. Teori dalam sains adalah cara kita memahami alam semesta secara rasional. Berdasarkan bukti yang dapat kita observasi. Karena catatan fossil dan disiplin ilmu2 lain menuntun kita kepada Teori Evolusi maka itulah kesimpulan yang di capai para ilmuan. Ini tentu saja jauh lebih baik daripada mengatakan manusia dan miliaran makhluk2 hidup lainnya jatuh dari langit. Atau hasil dari Sulap Abrakadabra Dewa/Tuhan.
8. Bukti fossil evolusi manusia itu palsu.
Fossil palsu (hoax) itu hanya manusia piltdown, sisanya adalah kesalahan dari pihak penemu yang mempublikasikan berita sebelum melalui peer review yang proper (Fossil Nebraska man, Archaeoraptor, Bathybius, dan Eozoon). Kesalahan-kesalahan Ini juga telah di klarifikasi oleh para ilmuan evolusionis sendiri. Sebagaimana yang kita ketahui, manusia bisa saja melakukan pemalsuan dan kebohongan demi kepentingan pribadi. Dan ini juga bisa terjadi di dalam komunitas sains. Tetapi
Karena sifat terbuka dan kritis di dalam sains, semua teori dan experiment harus bisa di crosscheck oleh semua pihak untuk memperoleh pengakuan dan keabsahan. Karena inilah kita melihat perubahan dan perkembangan yang senantiasa terjadi di dunia sains.
9. Hukum kedua termodinamika membuktikan bahwa proses evolusi tidak mungkin
terjadi.
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa sistem yang tertutup akan mengalami entropi (perubahan dari keteraturan menjadi ketidak teraturan), tetapi bumi bukanlah closed system, sinar matahari selalu memberikan energi dan banyak kejadian yang unpredictable pada awal terbentuknya bumi, seperti tabrakan meteorit, asteroid, komet, dll yang membawa substance asing ke permukaan bumi.
10. Evolusi tidak bisa menjelaskan darimana datangnya moralitas (sense of right and wrong)
Justru cara terbaik menjelaskan prilaku manusia adalah melalui studi prilaku manusia, yang terkadang bisa sangat baik dan sangat kejam. terkadang egois terkadang alturistik. Di balik semua fenomena tingkah laku manusia tentu saja ada penyebab natural yang dapat kita pelajari. Pada umumnya moralitas manusia sangat berhubungan erat dengan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Misalnya manusia berprilaku baik, agar mendapat respect dan tempat yang nyaman di masyarakat, juga menguntungkan dalam mendapatkan pasangan. Sebaliknya, manusia berbuat jahat bukan karena dia adalah setan, karena sejahat-jahat manusia, dia pasti berbuat baik kepada keluarga dan dirinya sendiri. Biasanya yang menyebabkan orang berbuat kriminal adalah karena tekanan ekonomi dan psikologis. Oleh karena itulah setiap orang memiliki potensi yang sama untuk berbuat jahat dan baik, terlepas dari apa filosofi dan agama orang tersebut.
Referensi:
1. John Rennie, 2002. 15 Answers to Creationist Nonsense. Scientific American
2. Skeptics Society, 2002. Top 10 Myths About Evolution (And How We Know It Really Happened).
3. Jerry A Coyne, 2009. Why Evolution is True. Oxford University Press.
4. Donald R. Prothero, 2007. Evolution: What the Fossils Say and Why it Matters. Columbia University Press.
5. Richard Dawkins, 2009. The Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution. Free Press.
6. Richard Dawkins, 2011. The Magic of Reality: How We Know What's Really True. Free Press.
7. Evolutionary Medicine. Carl Zimmer. From The Tangled Bank: An Introduction to Evolution. Roberts and Company Publishers, Inc.
8. Wikipedia articles on Evolution.
9. Fake fossils. http://evolutionwiki.org/wiki/Fake_Fossils
Mata manusia dan hewan-hewan lain memiliki kemiripan, sama-sama terdiri dari crystallins (pengarah cahaya yang mengenai mata) dan opsins (penangkap cahaya yang di arahkan/di saring crystalins, untuk lalu di lanjutkan ke sel saraf). Keberagaman sensitifitas dan jenis mata pada organisme juga mengindikasikan adanya perubahan bertahap pada organ mata. Berawal dari sel yang sensitif terhadap cahaya lalu secara bertahap berevolusi menjadi mata yang lebih kompleks.
7. Evolusi hanyalah sebuah teori.
Well, tentu saja. Teori dalam sains adalah cara kita memahami alam semesta secara rasional. Berdasarkan bukti yang dapat kita observasi. Karena catatan fossil dan disiplin ilmu2 lain menuntun kita kepada Teori Evolusi maka itulah kesimpulan yang di capai para ilmuan. Ini tentu saja jauh lebih baik daripada mengatakan manusia dan miliaran makhluk2 hidup lainnya jatuh dari langit. Atau hasil dari Sulap Abrakadabra Dewa/Tuhan.
8. Bukti fossil evolusi manusia itu palsu.
Fossil palsu (hoax) itu hanya manusia piltdown, sisanya adalah kesalahan dari pihak penemu yang mempublikasikan berita sebelum melalui peer review yang proper (Fossil Nebraska man, Archaeoraptor, Bathybius, dan Eozoon). Kesalahan-kesalahan Ini juga telah di klarifikasi oleh para ilmuan evolusionis sendiri. Sebagaimana yang kita ketahui, manusia bisa saja melakukan pemalsuan dan kebohongan demi kepentingan pribadi. Dan ini juga bisa terjadi di dalam komunitas sains. Tetapi
Karena sifat terbuka dan kritis di dalam sains, semua teori dan experiment harus bisa di crosscheck oleh semua pihak untuk memperoleh pengakuan dan keabsahan. Karena inilah kita melihat perubahan dan perkembangan yang senantiasa terjadi di dunia sains.
9. Hukum kedua termodinamika membuktikan bahwa proses evolusi tidak mungkin
terjadi.
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa sistem yang tertutup akan mengalami entropi (perubahan dari keteraturan menjadi ketidak teraturan), tetapi bumi bukanlah closed system, sinar matahari selalu memberikan energi dan banyak kejadian yang unpredictable pada awal terbentuknya bumi, seperti tabrakan meteorit, asteroid, komet, dll yang membawa substance asing ke permukaan bumi.
10. Evolusi tidak bisa menjelaskan darimana datangnya moralitas (sense of right and wrong)
Justru cara terbaik menjelaskan prilaku manusia adalah melalui studi prilaku manusia, yang terkadang bisa sangat baik dan sangat kejam. terkadang egois terkadang alturistik. Di balik semua fenomena tingkah laku manusia tentu saja ada penyebab natural yang dapat kita pelajari. Pada umumnya moralitas manusia sangat berhubungan erat dengan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Misalnya manusia berprilaku baik, agar mendapat respect dan tempat yang nyaman di masyarakat, juga menguntungkan dalam mendapatkan pasangan. Sebaliknya, manusia berbuat jahat bukan karena dia adalah setan, karena sejahat-jahat manusia, dia pasti berbuat baik kepada keluarga dan dirinya sendiri. Biasanya yang menyebabkan orang berbuat kriminal adalah karena tekanan ekonomi dan psikologis. Oleh karena itulah setiap orang memiliki potensi yang sama untuk berbuat jahat dan baik, terlepas dari apa filosofi dan agama orang tersebut.
Referensi:
1. John Rennie, 2002. 15 Answers to Creationist Nonsense. Scientific American
2. Skeptics Society, 2002. Top 10 Myths About Evolution (And How We Know It Really Happened).
3. Jerry A Coyne, 2009. Why Evolution is True. Oxford University Press.
4. Donald R. Prothero, 2007. Evolution: What the Fossils Say and Why it Matters. Columbia University Press.
5. Richard Dawkins, 2009. The Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution. Free Press.
6. Richard Dawkins, 2011. The Magic of Reality: How We Know What's Really True. Free Press.
7. Evolutionary Medicine. Carl Zimmer. From The Tangled Bank: An Introduction to Evolution. Roberts and Company Publishers, Inc.
8. Wikipedia articles on Evolution.
9. Fake fossils. http://evolutionwiki.org/wiki/Fake_Fossils
Comments
Post a Comment