Skip to main content

Moral Lanscape & Sam Harris (Sains Moralitas)

The Moral Landscape: How Science Can... - Atheist Republic | Facebook

Banyak Moral Nihilist mengatakan bahwa kita tidak bisa menarik kewajiban moral dari fakta empiris. Seperti yang di katakan Hume, "you can't derive an ought from an is". Atau "anda tidak bisa menarik 'keharusan' dari 'suatu keadaan'".

OUGHT: Kata 'outght' adalah kata yang preskriptif, atau menganjurkan anda untuk melakukan sesuatu. Sebuah anjuran dan ajakan.

IS: Adalah kata yang deskriptif, atau hanya menggambarkan suatu keadaan. Misalnya Africa is poor (Afrika itu miskin), Western Europe is rich (Eropa Barat itu kaya), The old man is sick (orang tua itu sakit), the cure is in the doctor's purse (obat ada di tas dokter).

Jadi memang kita tidak menarik sebuah anjuran atau ajakan yang bersifat preskriptif dari deskripsi keadaan. Misalnya fakta bahwa The old man is sick (orang tua itu sakit), dan the cure is in the doctor's purse (obat ada di tas dokter), adalah dua fakta yang independent dan secara empiris tidak akan bisa di temukan korelasi preskriptif bahwa si dokter harus memberikan obat kepada orang tua tersebut, juga tidak ada anjuran atau keharusan untuk orang tua tersebut mengambil obat dari si dokter. Ought tidak ada di dalam fakta empiris, karena secara empiris kita hanya bisa mendeskripsikan keadaan tidak mempersktiptifkan menganjurkan atau mewajibkan tindakan tertentu. Fakta empiris hanya berupa deskripsi dan rumus-rumus matematis yang tidak menganjurkan anda untuk mengambil tindakan ini atau itu. Misalnya rumus E=mc2 mendeskripsikan reaksi nuklir tetapi itu tidak akan pernah mampu menganjurkan anda untuk membuat atau tidak membuat bom atom, atau apakah anda harus meledakkan atau tidak meledakkan bom atom di kota Nagasaki. Jadi saya harap sampai di sini anda faham apa yang saya maksud sebagai perbedaan deskriptif (IS/ADALAH) dan preskriptif (OUGHT/HARUS).

Sebenarnya kata kata 'Ought' itu mengandung 'Is' di dalamnya. Sebagaimana di jelaskan Sam Harris di paragraf berikut ini.

"What do we mean by “should” and “ought”?
I also disagree with the distinction Ryan draws between “descriptive” and “prescriptive” enterprises. Ethics is prescriptive only because we tend to talk about it that way—and I believe this emphasis comes, in large part, from the stultifying influence of Abrahamic religion. We could just as well think about ethics descriptively. Certain experiences, relationships, social institutions, and technological developments are possible—and there are more or less direct ways to arrive at them. Again, we have a navigation problem. To say we “should” follow some of these paths and avoid others is just a way of saying that some lead to happiness and others to misery. “You shouldn’t lie” (prescriptive) is synonymous with “Lying needlessly complicates people’s lives, destroys reputations, and undermines trust” (descriptive). “We should defend democracy from totalitarianism” (prescriptive) is another way of saying “Democracy is far more conducive to human flourishing than the alternatives are” (descriptive). In my view, moralizing notions like “should” and “ought” are just ways of indicating that certain experiences and states of being are better than others."
[.....]
"As I argue in my book, we may think merely about what is—specifically about the possibilities of experience in this universe—and realize that this set of facts captures all that can be valued, along with every form of consciousness that could possibly value it. Either a change in the universe can affect the experience of someone, somewhere, or it can’t. I claim that only those changes that can have such effects can be coherently cared about. And if there is a credible exception to this claim, I have yet to encounter it. There is only what IS (which includes all that is possible). If you can’t find your oughts here, I can’t see any other place to look for them. "
- Sam Harris (Clarifying the Moral Landscape A Response to Ryan Born)

 


Comments

Popular posts from this blog

My first book has been published: The Bitcoin Art of War

The Bitcoin Art of War is your strategic guide to mastering the future of money. In this powerful exploration, Bitcoin is more than just a digital currency—it’s a tool of revolution, an antidote to financial tyranny, and a pathway to personal sovereignty. Drawing inspiration from timeless strategies of power and war, this book dissects the battle between decentralized forces and traditional institutions, arming you with the knowledge to navigate Bitcoin’s impact on society, economics, and your own life. From the battlefields of central banks and governments to the philosophical challenges of wealth, freedom, and control, The Bitcoin Art of War provides cutting-edge insight into topics like decentralization, censorship resistance, and the evolving landscape of digital sovereignty. With deep dives into praxeology, free speech, the nature of power, and how Bitcoin aligns with historical strategies of warfare, this book is a must-read for those seeking to understand—and thrive...

PUISI - Untitled I

Tidak ada satupun sesuatu musnah dari keberadaannya, Mereka hanyalah berubah bentuk, Sekarang kita hidup, menangis, tertawa, dan memakan makhluk hidup lainnya, Esok, kita adalah makanan bakteri dan makhluk hidup lainnya, Sekarang kita adalah gumpalan atom-atom yang menyatu membentuk makhluk hidup kompleks yang kita sebut "AKU" Esok, kita akan menjadi atom-atom penyusun kotoran bakteri yang telah mengkonsumsi kita, Menjadi bahan makanan bagi tumbuhan, Menyatu dengan aliran sungai, samudra, dan udara, Menjadi penyusun awan dan hujan, Menjadi bahan penyusun makhluk hidup generasi berikutnya, Sebagaimana kita meminjam semua bahan penyusun tubuh kita ini dari makhluk hidup generasi sebelum kita, Karena Alam Semesta itu adil, Dia tidak akan memihak manusia di atas bakteri dan kutu, Kita semua menyatu di dalam simfoni kosmik yang tidak dapat di gambarkan kata-kata, ...... Kita menari dalam siklus tanpa awal dan akhir,  Diturunkan, diangkat, dihancurkan, d...

Apakah Kita Bisa Berenang di Kolam Penyimpanan Sisa Bahan Bakar Nuklir? Spent Nuclear Fuel Pool - The Forbidden Pool

Ini adalah foto kolam penyimpanan sisa bahan bakar reaktor nuklir. Katanya kalau renang di sana anda tidak akan kena radiasi mematikan kecuali mendekati batang-batang nuklir (rods) yang di simpan di peti di dasar kolam. Suhu air dalam kolam juga tidak begitu panas sekitar 35 derajat Celcius karena kolam selalu di isi ulang dengan air dingin murni secara berkala. Sementara di dalam reaktor yang aktif beroprasi batang2 nuklir (rods) bisa membuat air mendidih sampai 300 derajat Celcius sehingga menghasilkan uap yang di alirkan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Jika air pendingin tidak di ganti secara berkala itu bisa mengakibatkan bencana nuclear meltdown seperti yang terjadi di Chernobyl dimana reaktor meledak karena kelebihan uap dan batang2 nuklir tersebut melelehkan bangunan reaktor nuklir yang di desain untuk mengcontain mereka. Tapi seandainya anda nekat untuk renang di sana kemungkinan besar anda akan mati di tembak security sebelum nyebur ke kolam. "U...