1. Tuhan Yang Mana yang di maksud?
Tuhan itu kata yang cacat definisi, ketika muslim bilang Tuhan yang di maksud (Allah), kalau umat agama lain menyebut Tuhan yang di maksud bisa (Brahma, Yesus, Yahweh, Zeus, dll). Terlepas dari kontradiksi ini, ok lah for the sake of argument Tuhan yang di maksud hanya entitas penycipta yang menyebabkan big-bang atau hukum fisika.
2. Bagaimana anda menghubungkan hukum fisika yang netral dengan Tuhan/Agama tertentu yang spesifik? kan ada ribuan tuhan di dunia.
Kita tidak tahu apa yang terjadi sebelum big-bang? atau bagaimana alam semesta memiliki hukum fisika yang fine tuned untuk kehidupan manusia? Maka Tuhan ada. Ini adalah argumen god of the gaps. Hanya karena pengetahuan kita terbatas sampai di situ saja bukan berarti anda bisa seenaknya menempatkan lelembut dan dedemit sesembahan sebagai aktor penyebab segala sesuatu itu. Berdasarkan data dan bukti apa anda bisa mengidentifikasi secara spesifik tuhan A atau B yang menciptakan itu?
3. Jika entitas Tuhan yang anda maksud itu universal creator yg tidak spesifik, bukannya anda seharusnya jadi Deist bukan Theist?
Jika anda ingin menerima keberadaan tuhan hanya berdasarkan observasi keacakan quantum dan misteri pre big-bang, anda seharusnya menjadi seorang Deist (bertuhan tapi tidak beragama), karena tidak akan bisa menghubung-hubungkan rumus fisika yang matematis dengan agama dan dogma tertentu yang mewajibkan ini-itu. Tidak ada hubungan antara Relativitas, Gravitasi, dan Quantum Mechanics dengan kewajiban2 agama untuk beribadah dan melakukan sesembahan ini dan itu.
Tuhan itu kata yang cacat definisi, ketika muslim bilang Tuhan yang di maksud (Allah), kalau umat agama lain menyebut Tuhan yang di maksud bisa (Brahma, Yesus, Yahweh, Zeus, dll). Terlepas dari kontradiksi ini, ok lah for the sake of argument Tuhan yang di maksud hanya entitas penycipta yang menyebabkan big-bang atau hukum fisika.
2. Bagaimana anda menghubungkan hukum fisika yang netral dengan Tuhan/Agama tertentu yang spesifik? kan ada ribuan tuhan di dunia.
Kita tidak tahu apa yang terjadi sebelum big-bang? atau bagaimana alam semesta memiliki hukum fisika yang fine tuned untuk kehidupan manusia? Maka Tuhan ada. Ini adalah argumen god of the gaps. Hanya karena pengetahuan kita terbatas sampai di situ saja bukan berarti anda bisa seenaknya menempatkan lelembut dan dedemit sesembahan sebagai aktor penyebab segala sesuatu itu. Berdasarkan data dan bukti apa anda bisa mengidentifikasi secara spesifik tuhan A atau B yang menciptakan itu?
3. Jika entitas Tuhan yang anda maksud itu universal creator yg tidak spesifik, bukannya anda seharusnya jadi Deist bukan Theist?
Jika anda ingin menerima keberadaan tuhan hanya berdasarkan observasi keacakan quantum dan misteri pre big-bang, anda seharusnya menjadi seorang Deist (bertuhan tapi tidak beragama), karena tidak akan bisa menghubung-hubungkan rumus fisika yang matematis dengan agama dan dogma tertentu yang mewajibkan ini-itu. Tidak ada hubungan antara Relativitas, Gravitasi, dan Quantum Mechanics dengan kewajiban2 agama untuk beribadah dan melakukan sesembahan ini dan itu.
Sejauh observasi langsung, para peneliti hanya memiliki bukti langsung berupa gelombang CMB (Cosmic Microwave Background) sebagai bukti bigbang, itu di perkirakan merupakan sisa gelombang elektromagnetik 380.000 tahun setelah Bigbang terjadi, Perhitungan ini berdasarkan Big-Bang Standard Model atau Lambda CDM Model. Ada banyak sekali faktor yang telibat dalam perhitungan usia alam semesta dan bigbang, tetapi tidak ada bukti langsung yang menunjuk pada momen titik saat bigbabg terjadi, sehingga secara ilmiah dan jujur sebaiknya kita mengatakan "saya tidak tahu", karena memang semua orang tidak tahu secara pasti apa yang terjadi lebih jauh dari 380.000 tahun, perkiraan-perkiraan yang ada adalah berupa model dan simulasi berdasarkan fakta yang ada sekarang. Dan perkiraan usia alam semesta itu bergantung pada Hubble Constant, sebagaimana saya jelaskan pada tulisan saya ini https://samnawfal.blogspot.com/2020/08/bagaimana-cara-menghitung-usia-alam.html. Jadi jika penelitian berikutnya menemukan bahwa Hubble Constant sedikit berbeda maka perhitungan usia alam semesta bisa terkoreksi sedikit. Di samping itu ada kepatatan atau density alam semesta yang juga menjadi faktor perhitungan usia yang lebih rumit, ini berdasarkan data Cosmic Microwave Background Radiation yang di teliti teleskop Hubble, WMAP, Cobe, Planck, dan ke depan akan di kirim teleskop angkasa yang lebih canggih untuk mengambil data yang lebih banyak dan lebih akurat. Jadi model alam semesta yang ada sekarang adalah hasil dari data terbaik yang kita miliki saat ini. Dan koreksi atau perbaikan terhadap perhitungan tersebut hanya akan dilakukang melalui kaidah ilmiah yang terus menerus di lakukan oleh para peneliti hingga saat ini. Mereka memiliki metode yang self correcting, mengoreksi diri mereka sendiri. Selama penelitian ilmiah berlangsung terbuka dan terus berjalan. Jadi kebenaran pada skala ini tidak akan bisa di capai dengan bertapa atau berfilosofi sambil ngerokok dan duduk di kursi. Para peneliti mengirim teleskop bernilai miliaran dollar ke angkasa untuk melihat langsung gelombang cahaya tertua yang ada di alam semesta semenjak big-bang. Jadi terlihat jelas bahwa derajat kebenaran yang di capai dengan metode penelitian observatif langsung sangat jauh di atas pemikiran-pemikiran deduktif danpa data empiris. Hal ini yang membedakan sains dengan filosofi atau agama secara fundamental. Dan saya berharap anda bisa melihat kontras perbedaan di antara mereka dan memilih mana metode mempelajari alam semesta yang lebih masuk akal dan lebih baik. Yaitu sains.
Jika anda ingin mendalami teori-teori fringe kosmologi big-bang, ada perkiraan seperti Fluktuasi Kuantum sebagai initial moment Bigbang, ada String Theory, M-Theory, Multiverse, Loop Quantum Gravity, dll. Akan tetapi pada level ini juga masih berupa teori matematis yang mengandalkan penemuan dan observasi langsung ke depan seiring berkembangnya teknologi particle accelerator dan teleskop. Dan deskripsi yang terlalu matematis sejujurnya bukan bidang saya dan di atas kemampuan saya. "I know the limit of my knowledge". Selamat belajar!
Jika anda ingin mendalami teori-teori fringe kosmologi big-bang, ada perkiraan seperti Fluktuasi Kuantum sebagai initial moment Bigbang, ada String Theory, M-Theory, Multiverse, Loop Quantum Gravity, dll. Akan tetapi pada level ini juga masih berupa teori matematis yang mengandalkan penemuan dan observasi langsung ke depan seiring berkembangnya teknologi particle accelerator dan teleskop. Dan deskripsi yang terlalu matematis sejujurnya bukan bidang saya dan di atas kemampuan saya. "I know the limit of my knowledge". Selamat belajar!
Comments
Post a Comment